} h3.post-title { text-align: center; } .post-title {text-align:center;} -->

FIQH DALAM MENG-HAJR AHLUL BID'AH (1)

هجر المبتدعة -- وجوبه وضوابطه
وهو بحث مختصر لفضيلة شيخنا المبارك أبي عبد الله محمد بن علي بن حزام البعداني حفظه اللّــــه ورعاه ونفع به الإســلام والمسلمين

MEMUTUS HUBUNGAN DENGAN AHLUL BID'AH, KEWAJIBANNYA DAN PEDOMAN-PEDOMANNYA, Sebuah penelitian singkat dari syaikh kami yang mulia, Abu Abdillah Muhammad bin Ali bin Hizam al-Ba'adani semoga Allah menjaga dan melindungi beliau serta bermanfaat bagi umat Islam dan Muslimin

Terjemah bebas dari:
Part 1 - Part 2 - Part 3 - Part 4
Catatan penting! : 
Bacalah penelitian ini setelah kamu paham dengan jelas dan tidak ambigu tentang  definisi ahlul bid'ah atau mubtadi' di sisi ulama hadits dan jarh wa ta'dil agar proporsional dalam praktek dan sesuai dengan maksud penulis -Ed

بسم اللــــه الرحمـــــــــن الرحيم 

الحَمْدَ للهِ الذِي أَرْسَلَ رَسَولَهُ بِالهُدَى ودِينِ الحَقِّ لِيُظهرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ، وَلَوْ كَرِهَ المُشْرِكُون، ثُمَّ أَكْمَلَ اللهُ بِهِ الدِّينَ، وَأَتَمَّ بِهِ النِّعْمَةَ؛ وَجَعَلَ مَنْ اتَّبَعَهُ هُمُ أَهَلَ الحَقِّ وَالهُدَى، وَمَنْ خَالَفَ هَدْيَهُ هُمْ أَهَلَ الضَّلَالِ وَالرَّدَى.

وَأَشْهَدُ أنْ لَا إِله إِلا اللهُ، وَحْدَهُ لَا شَريكَ لَهُ، وَأنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ المُصْطَفَى، وَإِمَامُ الأَتقِياءِ، وَخَاتَمُ الأَنْبياءِ، وَسَيِّدُ المُرسَلينَ، وَخَلِيلُ ربِّ العَالمِينِ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ اتَّبعَهُ بِإحْسَانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ.

أَمَّا بَعْدُ: 

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim

Segala puji bagi Allah yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar agar dinyatakan di atas seluruh agama, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya. Allah melengkapi agama dengan Rasul-Nya dan menyempurnakan nikmat dengan Rasul-Nya. Dan orang yang mengikuti Rasul-Nya adalah orang-orang yang berada di atas kebenaran dan petunjuk, sedangkan orang yang menentang petunjuknya adalah orang-orang yang tersesat dan tercela.

Dan aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, yang satu dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya yang terpilih, Imam orang-orang yang bertakwa, penutup para nabi, pemimpin para rasul, dan sahabat para malaikat. Semoga Allah memberikan shalawat dan salam atasnya, keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti dengan baik sampai hari kiamat.

Selanjutnya,

فَمِن أَعْظَمِ أَسْبَابِ العِزَّةِ لِلدَّينِ، وَإِظْهَارِ السُّنَّةِ وَالحَقِّ المُبِينِ لهُو التَّميزُ عَنْ أَهْلِ البَاطِلِ، وَالمُبَايَنةُ وَالمُجَانَبَةُ لِلمُبتَدِعِين. 

وَلِذَلِك فَقَد حَذَّر اللهُ عَزَّ وَجَلَّ، وَنَبِيُّهُ الكَريمُ مِنْ مجَالَسةِ أَهْلِ الأَهْواءِ وَالبِدَعِ، وَسَائرِ أَهْلِ السُوءِ.

فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ﴾ [الأنعام:٦٨].

وَقَالَ جَلَّ وَعَلَا: {وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللهِ يُكَفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلاَ تَقْعُدُواْ مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُواْ فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِّثْلُهُمْ} [النساء: ١٤٠].

وَقَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى: ﴿فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّى عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلَّا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا﴾ [النجم:٢٩]. وَقَالَ تَعَالَى: ﴿وَلا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا﴾ [الكهف:٢٨].

وَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا * يَا وَيْلَتَا لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلانًا خَلِيلًا * لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلإِنسَانِ خَذُولًا﴾ [الفرقان:٢٧- ٢٩].

Maka salah satu cara terbesar untuk menjaga agama tetap kuat, dan menunjukkan sunnah dan kebenaran yang jelas adalah dengan membedakan diri dari orang-orang yang salah, dan dengan membedakan diri dari orang yang mengikuti bid'ah. Oleh karena itu, Allah ta'ala dan Nabi-Nya yang mulia memperingatkan kita untuk tidak bergaul dengan orang-orang yang mengikuti hawa nafsu dan bid'ah, dan orang-orang yang melakukan kejahatan.

Allah ta'ala berkata, "Dan apabila kamu melihat orang-orang yang mempermainkan ayat-ayat Kami, maka berpalinglah dari mereka hingga mereka berbicara tentang hal lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa, maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang zalim itu setelah teringat (larangan ini)." (QS. Al-An'am: 68).

Allah ta'ala juga berfirman, "Dan sesungguhnya telah Kami turunkan kepadamu dalam Al-Kitab, bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan, maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. (Jika kamu tetap berada bersama mereka) sesungguhnya kamu akan menjadi seperti mereka." (QS. An-Nisa: 140).

Allah ta'ala juga berfirman, "Maka berpalinglah dari orang yang berpaling dari peringatan Kami dan tidak menginginkan selain kehidupan dunia." (QS. An-Najm: 29). Dan Allah ta'ala juga berfirman, "Dan janganlah engkau mematuhi orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, yang mengikuti hawa nafsunya dan perkaranya melampaui batas." (QS. Al-Kahf: 28).

Allah ta'ala juga berfirman, "Dan pada hari ketika orang yang zalim menggigit kedua tangannya, ia berkata, "Aduhai kiranya aku mengambil jalan bersama Rasulullah. Aduhai kiranya aku tidak menjadikan si Fulan sebagai teman karibku. Sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan setelah itu tiba kepadaku." Dan syaitan selalu mengecewakan manusia." (QS. Al-Furqan: 27-29).

وَفِي ”الصَّحِيحَين“ عَنْ أَبِي مُوسَى، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ، وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ، كَحَامِلِ الْمِسْكِ، وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ: إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ: إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً».

وَفِي ”الصَّحِيحَين“ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: تَلاَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ الآيَةَ: {هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الكِتَابَ، مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الكِتَابِ، وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ، فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الفِتْنَةِ، وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ، وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ، وَالرَّاسِخُونَ فِي العِلْمِ يَقُولُونَ: آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الأَلْبَابِ} قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا رَأَيْتِ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ فَأُولَئِكِ الَّذِينَ سَمَّى اللَّهُ فَاحْذَرُوهُمْ».

وَفِي مُسْنَدِ أَحْمَدَ وَسُنَنِ أَبي دَاوُدَ بِإسْنَادٍ حَسَنٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ».

Dalam "Shahihain" dari Abu Musa, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya contoh teman yang baik dan teman yang buruk seperti pembawa minyak wangi dan peniup api tukang besi. Pembawa minyak wangi, bisa jadi akan memberikanmu minyak wanginya, atau bisa jadi kau membelinya darinya, atau bisa jadi kau mendapatkan bau yang harum darinya. Sedangkan peniup api tukang besi, bisa jadi akan membakar pakaiannya, atau bisa jadi kau mendapatkan bau yang busuk darinya."

Dalam "Shahihain" juga dari Aisyah, beliau berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca ayat ini: "Dia-lah yang menurunkan kepadamu Al Kitab. Di antara isi Kitab itu ada ayat-ayat muhkamat, itulah pokok-pokok isi Al-Qur'an, dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang muhkamat, yang terkandung dalam Al Qur'an, serta menjauhi ayat-ayat yang mutasyabihat. Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sebagai tauladan bagi orang-orang yang zalim." Aisyah berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika kamu melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah, maka mereka adalah orang-orang yang disebutkan oleh Allah. Oleh karena itu, waspadalah terhadap mereka."

Dalam Musnad Ahmad dan Sunan Abu Dawud dengan sanad hasan dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seseorang itu akan mengikuti agama temannya, maka hendaklah kalian memperhatikan dengan siapa kalian bersahabat."

وَفِي مُسْنَدِ أَحْمَدَ وَسُنَنِ أَبي دَاوُدَ بِإسْنَادٍ صَحِيحٍ عَنْ عِمْرَانَ بْن حُصَيْنٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ، فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ، وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ، مِمَّا يَبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ» 

قَالَ الإِمَامُ الآجُرِّيُ رَحِمَهُ اللهُ فِي الشَّرِيعةِ (١٣٣): 

أَخْبَرَنَا الْفِرْيَابِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو تَقِيٍّ هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ الْحِمْصِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ سُلَيْمَانَ بْنِ سُلَيْمٍ، عَنْ أَبِي حُصَيْنٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَا تُجَالِسْ أَهْلَ الْأَهْوَاءِ، فَإِنَّ مُجَالَسَتَهُمْ مَمْرَضَةٌ لِلْقُلُوبِ. 

إِسْنَادُهُ حَسَنٌ، رجاله ثقات إلا هشام بن عبد الملك؛ فإنه حسن الحديث. 

وَأَخْرَجَهُ ابنُ بَطَّةَ فِي الإِبَانَةِ (٣٧١) مِنْ طَريقِ الفِرْيَابِيِّ بِه. 

Dalam kitab Musnad Ahmad dan Sunan Abu Dawud, dengan sanad yang sahih, dari Imran bin Husain berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: 'Siapa yang mendengar tentang adanya Dajjal, maka hendaklah menjauhinya, karena demi Allah, seseorang akan mendatanginya dan ia mengira bahwa ia beriman dan ia akan mengikutinya karena keraguan yang dibawanya.'"

Imam Al-Ajurri rahimahullah dalam kitabnya "Al-Shari'ah" (133) mengatakan:

"Telah menceritakan kepada kami Al-Firyaabi, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Taqi Hisham bin Abd al-Malik al-Himsi, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Harb, dari Abu Salamah Sulaiman bin Sulaim, dari Abu Husain, dari Abu Salih, dari Ibnu Abbas, ia berkata: 'Janganlah duduk bersama ahli hawa nafsu, karena duduk bersama mereka bisa membuat sakit hati.' 

Sanadnya hasan, para rawi tepercaya kecuali Hisham bin Abd al-Malik, karena ia memiliki hadits yang hasan. 

Dan Ibnu Battah juga meriwayatkannya dalam kitabnya "Al-Ibanah" (371) dari jalan Al-Firyaabi.

وَقَالَ الإِمَامُ عَبْدُ اللهِ بنُ أَحْمدَ رَحِمَهُ اللهُ فِي السُّنَّةِ (٢/ ٤٢١): 
حَدَّثَنِي أَبِي، نا هُشَيْمٌ، حَدَّثَنَا أَبُو هَاشِمٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: ذُكِرَ عِنْدَهُ أَهْلُ الْقَدَرِ، فَقَالَ: «لَوْ رَأَيْتُ أَحَدًا مِنْهُمْ لَعَضَضْتُ أَنْفَهُ». 

وَقَالَ الإِمَامُ الآجُرِّيُ رَحِمَهُ اللهُ فِي الشَّرِيعةِ (٤٥٢): 
وَأَخْبَرَنَا الْفِرْيَابِيُّ قَالَ: نا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ: نا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَ: أنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ أَنَّهُ كَانَ مَعَ طَاوُسٍ يَطُوفُ بِالْبَيْتِ، فَمَرَّ مَعْبَدٌ الْجُهَنِيُّ فَقَالَ قَائِلٌ لِطَاوُسٍ: هَذَا مَعْبَدٌ الْجُهَنِيُّ، فَعَدَلَ إِلَيْهِ، فَقَالَ: أَنْتَ الْمُفْتَرِي عَلَى اللَّهِ؟ الْقَائِلُ مَا لَا يَعْلَمُ؟ قَالَ: إِنَّهُ يَكْذِبُ عَلَيَّ قَالَ أَبُو الزُّبَيْرِ فَعَدَلَ مَعَ طَاوُسٍ حَتَّى دَخَلْنَا عَلَى ابْنِ عَبَّاسٍ فَقَالَ طَاوُسٌ يَا أَبَا عَبَّاسٍ الَّذِينَ يَقُولُونَ فِي الْقَدَرِ؟ قَالَ: " أَرُونِي بَعْضَهَمْ، قُلْنَا: صَانِعٌ مَاذَا؟ قَالَ: إِذًا أَضَعُ يَدِي فِي رَأْسِهِ فَأَدُقُّ عُنُقَهُ " 

Imam Abdullah bin Ahmad, semoga Allah merahmatinya, berkata dalam As-Sunnah (2/421):

"Ayahku telah mengabarkan kepadaku dari Hushaim, dari Abu Hashim, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Para ahli Qadar disebutkan di hadapannya, maka ia berkata: 'Jika aku melihat salah satu dari mereka, niscaya aku akan mencakar hidungnya.'"

Imam Al-Ajurri, semoga Allah merahmatinya, berkata dalam Al-Syari'ah (452):

"Al-Firyabi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah, dari Yazid bin Harun, dari Yahya bin Sa'id, dari Abu Az-Zubair bahwasannya dia pernah bersama Tawus berkeliling Ka'bah, lalu ia melewati Ma'bad Al-Juhani, maka seseorang berkata kepada Tawus: 'Inilah Ma'bad Al-Juhani.' Kemudian Tawus mengarahkan pandangannya ke arah Ma'bad, lalu ia berkata: 'Apakah kamu telah memfitnah Allah?' Orang tersebut berkata: 'Apa yang saya tidak mengetahui?' Tawus berkata: 'Sesungguhnya dia telah berdusta terhadapku.' Abu Az-Zubair berkata: 'Lalu Tawus mendekatiku dan aku besertanya hingga kami bertemu dengan Ibnu Abbas.' Maka Tawus berkata: 'Wahai Abu Abbas, siapa orang yang berkata tentang Qadar?' Ibnu Abbas menjawab: 'Perlihatkanlah kepadaku beberapa orang dari mereka.' Kami bertanya: 'Apakah kamu akan melakukannya?' Ibnu Abbas berkata: 'Jika ia melakukannya, aku akan memegang rambutnya dan memukul lehernya,' artinya orang yang berpendapat Qadariyyah."

وَقَالَ الإِمَامُ الآجُرِّيُ رَحِمَهُ اللهُ فِي الشَّرِيعةِ (٤٥٤): 
وَأَخْبَرَنَا الْفِرْيَابِيُّ قَالَ: نا أَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ: نا بَهْزُ بْنُ أَسَدٍ قَالَ: نا شُعْبَةُ قَالَ: نا أَبُو هَاشِمٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: " لَوْ رَأَيْتُ أَحَدَهُمُ لَأَخَذْتُ بِشَعَرِهِ يَعْنِي الْقَدَرِيَّةَ قَالَ شُعْبَةُ: فَحَدَّثْتُ بِهِ أَبَا بِشْرٍ قَالَ: سَمِعْتُ مُجَاهِدًا يَقُولُ وَاحْتَفَزَ: ذَكَرُوا عِنْدَ ابْنِ عَبَّاسٍ فَتَحَفَّزَ وَقَالَ: لَوْ رَأَيْتُ أَحَدَهُمْ لَعَضَضْتُ أَنْفَهُ. 

وَهَذِهِ أَسَانيدُ صَحِيحَةٌ إِلَى ابنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا. 

Imam Al-Ajurri rahimahullah berkata dalam kitabnya "Al-Shari'ah" (454):

"Al-Firyabi telah memberitahu kami, dia berkata: 'Aku mendapat kabar dari Ahmad bin Ibrahim, dia berkata: 'Aku mendapat kabar dari Bahz bin Asad, dia berkata: 'Aku mendapat kabar dari Syu'bah, dia berkata: 'Aku mendapat kabar dari Abu Hashim, dari Mujahid, dari Abdullah bin Abbas, dia berkata: 'Jika aku melihat salah satu dari mereka, yaitu al-Qadariyah, maka aku akan menarik rambutnya.' Syu'bah berkata: 'Kemudian aku memberitahu Abu Bishr tentang itu.' Abu Bishr berkata: 'Aku mendengar Mujahid berkata dengan sangat marah: 'Mereka disebut di hadapan Ibnu Abbas, dan dia menjadi sangat marah dan berkata: 'Jika aku melihat salah satu dari mereka, aku akan mencabut hidungnya.'"'

Dan ini adalah sanad yang sahih sampai kepada Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma.

وَقَالَ الإِمَامُ الدَّارِمِيُّ رَحِمَهُ اللهُ فِي ”السُنَنِ“ (٤٠٧) 
أَخْبَرَنَا أَبُو عَاصِمٍ، أَنبَأَنَا حَيْوَةُ بْنُ شُرَيْحٍ، حَدَّثَنِي أَبُو صَخْرٍ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ: إِنَّ فُلَانًا يَقْرَأُ عَلَيْكَ السَّلَامَ. قَالَ: «بَلَغَنِي أَنَّهُ قَدْ أَحْدَثَ، فَإِنْ كَانَ قَدْ أَحْدَثَ، فَلَا تَقْرَأْ عَلَيْهِ السَّلَامَ». 

إِسْنَادُهُ حَسَنٌ، رِجَالُهُ ثِقَاتٌ؛ إِلَّا أَبَا صَخْرٍ، وَهُوَ حُمَيدُ بنُ زِيادٍ؛ فِإِنَّه حَسَنُ الحَدِيثِ.
 
وقَالَ الإِمَامُ ابنُ بَطَّةَ رَحِمَهُ اللهُ فِي ”الإِبَانةِ الكُبْرَى“ (٥٠٠): 
حَدَّثَنَا أَبُو صَالِحٍ , قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ, قَالَ: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مَرْزُوقٍ , قَالَ: أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ , عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ , عَنْ هُبَيْرَةَ , عَنْ عَبْدِ اللَّهِ , قَالَ:  «اعْتَبِرُوا الرَّجُلَ بِمَنْ يُصَاحِبُ , فَإِنَّمَا يُصَاحِبُ مَنْ هُوَ مِثْلُهُ» قَالَ شُعْبَةُ: وَجَدْتُهُ مَكْتُوبًا عِنْدِي , فَإِنَّمَا يُصَاحِبُ الرَّجُلُ مَنْ يُحِبُّ. 

Imam Darimi rahimahullah berkata dalam "As-Sunan" (407):

"Telah mengabarkan kepada kami Abu Ashim, telah menceritakan kepada kami Haywah bin Shuraih, telah mengatakan kepada kami Abu Sakhr, dari Nafi', dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma bahwasanya datang seorang laki-laki kepadanya dan berkata, 'Seseorang mengucapkan salam kepadamu.' Ibnu Umar berkata, 'Sudah sampai kepadaku kabar bahwa dia telah membuat-buat perkara baru (bid'ah). Jika dia telah membuat-buat perkara baru (bid'ah), janganlah engkau mengucapkan salam kepadanya.'"

Sanad hadits tersebut hasan, para perawinya tsiqah kecuali Abu Sakhr, yang merupakan Humaid bin Ziyad, karena dia hasanul hadits.

Imam Ibnu Battah rahimahullah berkata dalam "Al-Ibanah Al-Kubra" (500):

"Telah menceritakan kepada kami Abu Salih, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Ahwas, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Amr bin Marzuq, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Syu'bah, dari Abu Ishaq, dari Hubairah, dari Abdullah, ia berkata: 'Perhatikanlah seseorang dengan siapa dia bergaul, karena seseorang hanya bergaul dengan orang yang sejenis dengannya.' Syu'bah berkata: 'Saya menemukan hadits ini tertulis padaku bahwa seseorang bergaul dengan orang yang ia cintai.'"

حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ حَفْصُ بْنُ عُمَرَ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو حَاتِمٍ , قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُسْلِمٍ , قَالَ: أَخْبَرَنَا إِسْرَائِيلُ , عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ , عَنْ هُبَيْرَةَ , قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ:  «اعْتَبِرُوا النَّاسَ بِأَخْدَانِهِمْ , فَإِنَّ الرَّجُلَ لَا يُخَادِنُ إِلَّا مَنْ يُعْجِبُهُ نَحْوُهُ». 

وَهَذَا أَثَرٌ حَسَنٌ عَن ابنِ مَسْعُودٍ؛ مِنْ أَجْلِ هُبيرةَ بنِ يَريم الخَارِفِيِّ الكُوفِي؛ فِإِنَّهُ حَسنُ الحَديثِ. 

Abu Al-Qasim Hafs bin Umar mengatakan: Abu Hatim memberitahukan kepada kami, ia berkata: Abdulah bin Muslim mengatakan: Israil memberitahukan kepada kami, dari Abu Ishaq, dari Hubairah, ia berkata: Abdullah bin Mas'ud mengatakan: "Perhatikanlah orang lain berdasarkan perlakuannya terhadapmu, karena seorang laki-laki tidak akan berkawan kecuali pada orang yang ia sukai dan ia merasa nyaman dengannya." 

Dan ini adalah hadis hasan dari Ibn Mas'ud, karena riwayatnya melalui Hubairah bin Yarim Al-Kharrafi Al-Kufi yang juga merupakan perawi yang dapat dipercaya.

وَقَدْ ثَبَتَ عَنِ ابنِ عُمَرَ رَضِي اللهُ عَنْهُما أَنَّهُ قَالَ: الْقَدَرِيَّةُ مَجُوسُ هَذِهِ الْأُمَّةِ، إِنْ مَرِضُوا فَلَا تَعُودُوهُمْ، وَإِنْ مَاتُوا فَلَا تَشْهَدُوهُمْ. 
قال الدارقطني رحمه الله في العلل (١٣/ ١٠٢) رواه الثوري، وابن وهب، عن عمر بن محمد، عن نافع، عن ابن عمر، موقوفا.اﻫ 
وقد روي مرفوعًا عن النبي صلى الله عليه وسلم. قال الدارقطني: والصحيح الموقوف، عن ابن عمر.اﻫ 
 
وَقَالَ الإِمَامُ الدَّارِمِيُّ رَحِمَهُ اللهُ فِي ”السُنَنِ“ (٤١٥) 
أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ، حَدَّثَنَا زَائِدَةُ، عَنْ هِشَامٍ، عَنِ الْحَسَنِ وَابْنِ سِيرِينَ: أَنَّهُمَا قَالَا: « لَا تُجَالِسُوا أَصْحَابَ الْأَهْوَاءِ، وَلَا تُجَادِلُوهُمْ، وَلَا تَسْمَعُوا مِنْهُمْ»  

إِسْنَادُهُ صَحِيحٌ، رِجَالُهُ ثِقَاتٌ، وأحمد هو ابن عبد الله بن يونس، وزائدة هو ابن قدامة، وهشام هو ابن حسان. 

وَأَخْرَجَهُ ابنُ بَطَّةَ فِي الإِبَانَةِ (٣٩٥) من طريق أبي حَاتِمٍ , قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ به. 

Telah tetap dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma, bahwa beliau berkata: "Al-Qadariyah adalah Majusi dari umat ini, jika mereka sakit jangan menemui mereka dan jika mereka meninggal jangan menghadiri pemakamannya." Daruquthni rahimahullah mengatakan dalam kitab al-'Ilal (13/102) bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Thawri dan Ibnu Wahb dari Umar bin Muhammad, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dengan sanad yang terputus (mawquf). Namun, hadis ini juga diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan sanad yang marfu'. Daruquthni mengatakan: "Yang shahih adalah yang mawquf dari Ibnu Umar."

Imam Ad-Darimi rahimahullah juga pernah mengatakan dalam kitab As-Sunan (415): "Telah mengabarkan kepada kami Ahmad, dari Za'idah, dari Hisyam, dari Hasan dan Ibnu Sirin, bahwa keduanya pernah berkata: 'Janganlah duduk bersama orang-orang yang memiliki bid'ah, janganlah berdebat dengan mereka, dan janganlah mendengarkan perkataan mereka.'" 

Sanad hadis ini dianggap sahih, dengan para perawi yang terpercaya. Ahmad adalah Abdullah bin Yunus, Za'idah adalah Ibnu Qudamah, dan Hisyam adalah Ibnu Hasan. 

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Battah dalam kitab Al-Ibanah (395) dari jalan Abu Hatim, yang mengatakan: "Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Yunus tentang hadis ini."

وَقَالَ الإِمَامُ الدَّارِمِيُّ رَحِمَهُ اللهُ فِي ”السُنَنِ“ (٤٠٥)

أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ أَيُّوبَ، قَالَ: قَالَ أَبُو قِلَابَةَ «لَا تُجَالِسُوا أَهْلَ الْأَهْوَاءِ وَلَا تُجَادِلُوهُمْ، فَإِنِّي لَا آمَنُ أَنْ يَغْمِسُوكُمْ فِي ضَلَالَتِهِمْ، أَوْ يَلْبِسُوا عَلَيْكُمْ مَا كُنْتُمْ تَعْرِفُونَ».

إسناده صحيح، رجاله رجال الشيخين.

وأخرجه الآجري في الشريعة (١١٤)، وابن بطة في الإبانة (٣٦٣) من طرق عن حماد بن زيد به.

Imam Darami dalam kitab "Sunan" (405) berkata: 

Sulaiman bin Harb mengabarkan kepada kami dari Hammad bin Zaid, dari Ayyub, ia berkata: Abu Qilabah berkata, "Janganlah kalian duduk bersama orang-orang yang memiliki hawa nafsu dan janganlah kalian berdebat dengan mereka, karena saya tidak percaya bahwa mereka akan menenggelamkan kalian dalam kesesatan mereka atau menipu kalian dengan hal-hal yang sebenarnya kalian sudah mengetahuinya." 

Sanadnya sahih, dan para perawinya adalah perawinya dua syaikh (yakni Al-Bukhari dan Muslim). 

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Ajuri dalam kitab "Syari'ah" (114), dan Ibn Bat'ah dalam kitab "Al-Ibanah" (363) dari jalur yang sama dari Hammad bin Zaid.

وَقَالَ الإِمَامُ الدَّارِمِيُّ رَحِمَهُ اللهُ فِي ”السُنَنِ“ (٤١١) 

أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ عَامِرٍ، عَنْ أَسْمَاءَ بْنِ عُبَيْدٍ، قَالَ: دَخَلَ رَجُلَانِ مِنْ أَصْحَابِ الْأَهْوَاءِ عَلَى ابْنِ سِيرِينَ فَقَالَا: يَا أَبَا بَكْرٍ نُحَدِّثُكَ بِحَدِيثٍ؟ قَالَ: «لَا»، قَالَا: فَنَقْرَأُ عَلَيْكَ آيَةً مِنْ كِتَابِ اللَّهِ؟ قَالَ: «لَا، لتَقُومَانِ عَنِّي أَوْ لَأَقُومَنَّ»، قَالَ: فَخَرَجَا، فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ: يَا أَبَا بَكْرٍ، وَمَا كَانَ عَلَيْكَ أَنْ يَقْرَآ عَلَيْكَ آيَةً مِنْ كِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى؟ قَالَ: «إِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْرَآ عَلَيَّ آيَةً فَيُحَرِّفَانِهَا، فَيَقِرُّ ذَلِكَ فِي قَلْبِي». 

إِسْنَادُهُ صَحِيحٌ، رِجَالُهُ ثِقَاتٌ. 

وأخرجه الآجري في الشريعة (١٢١) من طريق سعيد بن عامر به. 

Dan Imam Ad-Darimi, semoga Allah merahmatinya, berkata dalam "As-Sunan" (411):

"Telah mengabarkan kepada kami Sa'id bin 'Amir, dari Asma' bin 'Ubaid, ia berkata: Dua orang masuk kepada Ibnu Sirin dari kelompok ahli bid'ah, lalu mereka berkata: 'Wahai Abu Bakr, bolehkah kami menyampaikan sebuah hadits kepadamu?' Ibnu Sirin berkata: 'Tidak.' Mereka berkata: 'Maka bolehkah kami membacakan satu ayat dari kitab Allah kepadamu?' Ibnu Sirin berkata: 'Tidak. Berdirilah kalian berdua dari sisiku atau aku yang akan berdiri dari sisiku.' Lalu mereka keluar, kemudian sebagian orang berkata kepada Ibnu Sirin: 'Wahai Abu Bakr, mengapa engkau tidak membiarkan mereka membacakan satu ayat dari kitab Allah Yang Maha Tinggi kepadamu?' Ibnu Sirin menjawab: 'Aku khawatir jika mereka membacakan satu ayat dan mereka merubahnya, maka itu akan tertanam di dalam hatiku.'"

Sanadnya sahih, para perawinya terpercaya.

Dan Al-Ajurry telah meriwayatkannya dalam "Asy-Syari'ah" (121) dari jalur Sa'id bin 'Amir.

وَقَالَ الإِمَامُ الدَّارِمِيُّ رَحِمَهُ اللهُ فِي ”السُنَنِ“ (٤١٢) 

أَخْبَرَنَا سَعِيدٌ، عَنْ سَلَّامِ بْنِ أَبِي مُطِيعٍ، أَنَّ رَجُلًا مِنْ أَهْلِ الْأَهْوَاءِ، قَالَ: لِأَيُّوبَ، يَا أَبَا بَكْرٍ، أَسْأَلُكَ عَنْ كَلِمَةٍ؟ قَالَ: «فَوَلَّى، وَهُوَ يُشِيرُ بِأُصْبُعِهِ وَلَا نِصْفَ كَلِمَةٍ» وَأَشَارَ لَنَا سَعِيدٌ بِخِنْصِرِهِ الْيُمْنَى. 

إِسْنَادُهُ صَحِيحٌ، رِجَالُهُ ثِقَاتٌ، وسعيد هو ابن عامر الضبعي. 

وأخرجه الآجري في الشريعة (١٢٠)، وابن بطة (٤٠٢) من طريق سعيد بن عامر به. 

Imam Darimi rahimahullah berkata dalam "Sunan" (412): 

"Telah mengabarkan kepada kami Sa'id, dari Salam bin Abu Muti', bahwa seorang laki-laki dari golongan ahli hawa berkata kepada Ayub, 'Wahai Abu Bakr, aku meminta penjelasan tentang satu kata.' Abu Bakr berkata, 'Fawalla' , ia menunjuk dengan jari telunjuknya dan tidak mengucapkan setengah kata pun).' Sa'id mengisyaratkan kepada kita menunjuk dengan jari kelingking kanannya.

Sanad hadits ini sahih, para perawinya tsiqat, dan Sa'id adalah putra 'Amir Ad-Dabbi. 

Hadits ini diriwayatkan juga oleh Al-Ajurry dalam kitab "Ash-Shari'ah" (120) dan Ibn Battah (402) melalui jalur Sa'id bin 'Amir."

وَقَالَ الإِمَامُ الآجُرِّيُ رَحِمَهُ اللهُ فِي الشَّرِيعةِ (١٤٤): 

حَدَّثَنَا الْفِرْيَابِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الْأَصْبَغِ عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ يَحْيَى الْحَرَّانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ الْفَزَارِيُّ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ قَالَ: إِذَا لَقِيتَ صَاحِبَ بِدْعَةٍ فِي طَرِيقٍ فَخُذْ فِي غَيْرِهِ. 

إِسْنَادُهُ حَسَنٌ، رجاله ثقات إلا أبا الأصبغ؛ فإنه حسن الحديث. 

وأخرجه ابن بطة (٤٩٠- ٤٩٢) من طرق عن الفزاري به. 

Imam al-Ajurry, semoga Allah merahmatinya, berkata dalam kitabnya "Asy-Syari'ah" (144): 

"Telah menceritakan kepada kami Al-Firyabi, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu al-Asbah, Abdul Aziz bin Yahya al-Harani, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq al-Fazari, dari Al-Auza'i, dari Yahya bin Abi Kathir, dia berkata: Jika kamu bertemu dengan seseorang yang memiliki bid'ah di jalan, maka ambillah jalan lainnya.

Sanad (rantai perawinya) hadis ini baik, para perawinya tepercaya kecuali Abu al-Asbah, karena dia adalah seorang ahli hadis yang baik." 

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Battah (490-492) dengan sanad yang berasal dari Al-Fazari.

قَالَ الإِمَامُ ابنُ بَطَّةَ فِي ”الإِبَانةِ الكُبْرَى“ (٣٨٥): 

حَدَّثَنَا الْقَافْلَائِيُّ , قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ , قَالَ: حَدَّثَنَا يَعْلَى بْنُ عُبَيْدٍ , قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ دِينَارٍ التَّمَّارُ , قَالَ: سَمِعْتُ مُصْعَبَ بْنَ سَعْدٍ , يَقُولُ: لَا تُجَالِسْ مَفْتُونًا , فَإِنَّهُ لَنْ يُخْطِئَكَ مِنْهُ إِحْدَى اثْنَتَيْنِ , إِمَّا أَنْ يَفْتِنَكَ فَتُتَابِعُهُ , وَإِمَّا أَنْ يُؤْذِيَكَ قَبْلَ أَنْ تُفَارِقَهُ. 

إِسْنَادُهُ صَحِيحٌ، رِجَالُهُ ثِقَاتٌ، والقافلائي هو أبو الفضل جعفر بن محمد، ترجمته في تاريخ بغداد، وثقه الخطيب، ومحمد بن إسحاق هو الصاغاني. 

وأخرجه برقم (٣٩٣) من  طريق ابن المبارك عن سفيان به. 

Imam Ibnu Battah dalam "Al-Ibanah Al-Kubra" (385) berkata:

Telah menceritakan kepada kami Al-Qafilai, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishaq, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yala bin Ubaid, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Dinar Al-Tammar, dia berkata: "Saya mendengar Mus'ab bin Sa'ad berkata: "Jangan duduk bersama orang yang terfitnah, karena ada dua kemungkinan terjadi padamu, baik kamu terpengaruh dan mengikutinya, atau dia melukai kamu sebelum kamu meninggalkannya."

Sanadnya sahih, para perawinya thiqah. Al-Qafilai adalah Abu Al-Fadhl Ja'far bin Muhammad, dikenal dalam "Tarikh Baghdad" dan dikutip oleh Al-Khatib. Muhammad bin Ishaq adalah As-Saghani.

Dan hadis ini dikeluarkan oleh Ibnu Mubarak dengan nomor 393 dari jalur Sufyan.

قَالَ الإِمَامُ ابنُ بَطَّةَ فِي ”الإِبَانةِ الكُبْرَى“ (٣٨٦): 

حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ , قَالَ: حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْمَوْصِلِيُّ , قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ , قَالَ: قَالَ يُونُسُ: احْفَظُوا عَنِّي ثَلَاثًا: إِنْ مُتُّ أَوْ عِشْتُ: لَا يَدْخُلْ أَحَدُكُمْ عَلَى ذِي سُلْطَانٍ يُعَظِّمُهُ وَيُعَلِّمُهُ الْقُرْآنَ , وَلَا يَخْلُوَنَّ بِامْرَأَةٍ شَابَّةٍ وَإِنْ أَقْرَأَهَا الْقُرْآنَ, وَلَا يُمَكِّنْ سَمْعَهُ مِنْ ذِي هَوًى , ثُمَّ قَالَ مُحَمَّدٌ: لَوْ أَعْلَمُ أَنَّ أَحَدَكُمْ يَقُومُ كَمَا قَعَدَ لَمْ أُبَالِ. 

Imam Ibnu Battah berkata dalam "Al-Ibanah Al-Kubra" (386):

"Abu Al-Qasim Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Ahmad bin Ibrahim Al-Mawsili meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Hammam bin Zaid meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Yunus berkata: Ingatlah tiga hal dariku, baik saat aku hidup atau mati: janganlah seorang dari kalian memasuki rumah seseorang yang memiliki kekuasaan yang sangat dihormati dan diajarkan Al-Quran, jangan berduaan dengan wanita muda meskipun dia membaca Al-Quran, dan jangan membiarkan pendengaranmu terpengaruh oleh orang yang memiliki hawa nafsu. Kemudian Muhammad berkata: "Jika saya tahu salah satu dari kalian berdiri seperti duduk, maka saya tidak peduli."
 
قَالَ الإِمَامُ ابنُ بَطَّةَ فِي ”الإِبَانةِ الكُبْرَى“ (٣٨٧): 

حَدَّثَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عِيسَى السُّكَّرِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو يَعْلَى زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ خَلَّادٍ الْمِنْقَرِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا الْأَصْمَعِيُّ , قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ, قَالَ: قَالَ لَنَا يُونُسُ بْن عُبَيْدٍ: أُوصِيكُمْ بِثَلَاثٍ , فَخُذُوهَا عَنِّي حَيِيتُ أَوْ مُتُّ: لَا تُمَكِّنْ سَمْعَكَ مِنْ صَاحِبِ هَوًى , وَلَا تَخْلُ بِامْرَأَةٍ لَيْسَتْ لَكَ بِمَحْرِمٍ , وَلَوْ أَنْ تَقْرَأَ عَلَيْهَا الْقُرْآنَ , وَلَا تَدْخُلَنَّ عَلَى أَمِيرٍ , وَلَوْ أَنْ تَعِظَهُ. 

وهذا إسناد صحيح إلى يونس بن عبيد رحمه الله. 

Imam Ibnu Battah juga berkata dalam "Al-Ibanah Al-Kubra" (387):

"Abu Muhammad Ubaidullah bin Abdul Rahman bin Muhammad bin Isa Al-Sukkari meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Abu Ya'la Zakariya bin Yahya bin Khallad Al-Minqari meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Al-Asma'i meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Hammam bin Zaid berkata: Yunus bin Ubaid berkata kepada kami: Saya memberikan tiga pesan kepada kalian, maka ambillah dariku, baik saat saya hidup atau mati: jangan membiarkan pendengaranmu terpengaruh oleh orang yang memiliki hawa nafsu, jangan berduaan dengan wanita yang bukan mahrammu, bahkan jika dia membaca Al-Quran, dan jangan memasuki rumah pemimpin meskipun kamu memberinya nasehat." 

Dan sanad (rantai hadits) ini sahih dari Yunus bin Ubaid, semoga Allah merahmatinya.

قَالَ الإِمَامُ ابنُ بَطَّةَ فِي ”الإِبَانةِ الكُبْرَى“ (٣٩٠): 

حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ , قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو حَاتِمٍ , قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ , قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ , عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ الْمُلَائِيِّ , قَالَ: كَانَ يُقَالُ: لَا تُجَالِسْ صَاحِبَ زَيْغٍ؛ فَيُزِيغُ قَلْبَكَ. 

وهذا إسناد حسن، رجاله ثقات إلا أبا خالد، وهو الأحمر سليمان بن حيان؛ فإنه حسن الحديث، وأبو القاسم هو حفص بن عمر بن حفص بن الخليل الحافظ، وأبو حاتم هو الرازي. 

Imam Ibn Battah dalam kitabnya "Al-Ibanah Al-Kubra" (390) berkata: 

Abu Al-Qasim mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abu Hatim mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abu Sa'id Al-Ashajj mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abu Khalid menceritakan dari Amr bin Qais Al-Mulaiy, ia berkata: Dulu sering dikatakan: Jangan duduk dengan teman yang bermasalah, karena ia akan mempengaruhi hatimu. 

Sanad (rantai periwayatan) hadis ini hasan, para perawi (orang-orang yang meriwayatkan hadis) dalam sanad ini dapat dipercaya kecuali Abu Khalid, yaitu Al-Ahmar Sulaiman bin Hian, karena dia memiliki hadis yang baik. Abu Al-Qasim adalah Hafsh bin Umar bin Hafsh bin Al-Khalil Al-Hafidh, dan Abu Hatim adalah Al-Razi.
 
قَالَ الإِمَامُ ابنُ بَطَّةَ فِي ”الإِبَانةِ الكُبْرَى“ (٤٠٠): 

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُحَمَّدٍ أَبُو عَلِيٍّ الصَّفَّارُ , قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الرَّمَادِيُّ , قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ , قَالَ: أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ , قَالَ: كَانَ ابْنُ طَاوُسٍ جَالِسًا , فَجَاءَ رَجُلٌ مِنَ الْمُعْتَزِلَةِ , فَجَعَلَ يَتَكَلَّمُ قَالَ: فَأَدْخَلَ ابْنُ طَاوُسٍ إِصْبَعَيْهِ فِي أُذُنَيْهِ قَالَ: وَقَالَ لِابْنِهِ: أَيْ بُنَيَّ , أَدْخِلْ إِصْبَعَيْكَ فِي أُذُنَيْكَ , وَاشْدُدْ , وَلَا تَسْمَعْ مِنْ كَلَامِهِ شَيْئًا , قَالَ مَعْمَرٌ: يَعْنِي أَنَّ الْقَلْبَ ضَعِيفٌ. 

إِسْنَادُهُ صَحِيحٌ، رِجَالُهُ ثِقَاتٌ. 

Imam Ibn Battah juga berkata dalam "Al-Ibanah Al-Kubra" (400): 

Ismail bin Muhammad Abu Ali Al-Saffar mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ahmad bin Mansur Al-Ramadi mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abdul Razzaq mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ma'mar menceritakan kepada kami bahwa suatu ketika Ibnu Tawus sedang duduk, kemudian seorang pria dari golongan Mu'tazilah datang dan mulai berbicara. Ibnu Tawus kemudian memasukkan kedua jarinya ke dalam telinganya, ia berkata kepada putranya: "Nak, masukkan juga jarimu ke dalam telingamu dan tekanlah, jangan dengarkan kata-katanya". Ma'mar berkata: "Maksudnya adalah bahwa hati itu lemah". 

Sanad hadis ini sahih dan para perawinya dapat dipercaya.

قَالَ الإِمَامُ ابنُ بَطَّةَ فِي ”الإِبَانةِ الكُبْرَى“ (٤٤٦): 

حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ , قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو حَاتِمٍ , قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ كَثِيرٍ الدَّوْرَقِيُّ , قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو عُبَيْدٍ , قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ , عَنْ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ , قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عَوْنٍ , يَقُولُ: لَا يُمَكِّنْ أَحَدٌ مِنْكُمْ أُذُنَيْهِ مِنْ هَوًى أَبَدًا. 

إِسْنَادُهُ صَحِيحٌ، رِجَالُهُ ثِقَاتٌ. 

Imam Ibn Battah dalam "Al-Ibanah Al-Kubra" (446) berkata:

Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Qasim, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Hatim, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ibrahim bin Kathir Al-Dauriqi, dia berkata: Abu Ubaid menceritakan kepada saya, dia berkata: Abdul Rahman bin Mahdi menceritakan dari Hammad bin Zaid, dia berkata: Saya mendengar Ibn Awn berkata: Tidak mungkin bagi seseorang di antara kalian untuk menghindari kecenderungan selamanya.

Sanadnya sahih, para perawinya tepercaya.
 
وأخرج الإِمَامُ ابنُ بَطَّةَ فِي ”الإِبَانةِ الكُبْرَى“ (٤٦٦- ٤٦٨): 

من طرق عَنْ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ , عَنْ عَمْرِو بْنِ مَالِكٍ , قَالَ: قَالَ أَبُو الْجَوْزَاءِ: لَأَنْ تُجَاوِرَنِي الْقِرَدَةُ وَالْخَنَازِيرُ فِي دَارٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ يُجَاوِرَنِي رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْأَهْوَاءِ , وَقَدْ دَخَلُوا فِي هَذِهِ الْآيَةِ: {وَإِذَا لَقُوكُمْ قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا عَضُّوا عَلَيْكُمُ الْأَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ قُلْ مُوتُوا بِغَيْظِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ} [آل عمران: ١١٩]. 

وَإِسْنَادُهُ صَحِيحٌ، رِجَالُهُ ثِقَاتٌ. 

Dan Imam Ibn Battah juga mengeluarkan dalam "Al-Ibanah Al-Kubra" (466-468):

Dari jalur Hammad bin Zaid, dari Amr bin Malik, dia berkata: Abu Al-Jawzaa berkata: Saya lebih suka ditemani oleh monyet dan babi di sebuah rumah daripada ditemani oleh seseorang dari ahli hawa nafsu, dan mereka telah memasuki ayat ini: {Dan apabila mereka bertemu dengan kamu, mereka mengatakan: "Kami beriman." Dan apabila mereka berada di antara sesama mereka, mereka menggigit ujung-ujung jari mereka karena marah atasmu. Katakanlah kepada mereka: "Matilah dalam kemarahanmu itu." Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati.} [Ali Imran: 119].

Dan sanadnya sahih, para perawinya tepercaya.

قَالَ الإِمَامُ ابنُ بَطَّةَ فِي ”الإِبَانةِ الكُبْرَى“ (٤٠١): 
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّفَّارُ , قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الرَّمَادِيُّ , قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ , قَالَ: قَالَ لِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي يَحْيَى: أَرَى الْمُعْتَزِلَةَ عِنْدَكُمْ كَثِيرًا , قُلْتُ: نَعَمْ , وَهُمْ يَزْعُمُونَ أَنَّكَ مِنْهُمْ , قَالَ: أَفَلَا تَدْخُلُ مَعِي هَذَا الْحَانُوتَ حَتَّى أُكَلِّمَكَ , قُلْتُ: لَا قَالَ: لِمَ؟ قُلْتُ: لِأَنَّ الْقَلْبَ ضَعِيفٌ , وَالدِّينُ لَيْسَ لِمَنْ غُلِبَ. 
إِسْنَادُهُ صَحِيحٌ، رِجَالُهُ ثِقَاتٌ. 

Imam Ibn Battah dalam "Al-Ibanah al-Kubra" (401) berkata: 

Ismail bin Muhammad al-Saffar mengatakan, "Ahmad bin Mansur al-Ramadi memberitahu kami, ia berkata: Abdurrazzaq mengatakan, Ibrahim bin Muhammad bin Abi Yahya berkata kepadaku: Saya melihat banyak orang Muktazilah di antara kalian, saya berkata: Ya, dan mereka mengklaim bahwa Anda termasuk mereka. Ia berkata: Apakah kamu tidak ingin masuk ke dalam toko ini bersamaku sehingga aku dapat berbicara denganmu? Saya berkata: Tidak. Ia bertanya: Mengapa? Saya berkata: Karena hati itu lemah, dan agama tidak untuk orang yang kalah. 

Sanadnya sahih, dan para perawinya tsiqah.

 
قَالَ الإِمَامُ ابنُ بَطَّةَ فِي ”الإِبَانةِ الكُبْرَى“ (٤٣٠): 
أَخْبَرَنِي أَبُو الْقَاسِمِ عُمَرُ بْنُ أَحْمَدَ الْقَصَبَانِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ هَارُونَ , قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الْمَرُّوذِيُّ , قَالَ: حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ الطُّوسِيُّ , قَالَ: حَدَّثَنَا مُبَشِّرُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْحُبُلِيُّ , قَالَ: قِيلَ لِلْأَوْزَاعِيِّ: إِنَّ رَجُلًا يَقُولُ: أَنَا أُجَالِسُ أَهْلَ السُّنَّةِ , وَأُجَالِسُ أَهْلَ الْبِدَعِ , فَقَالَ الْأَوْزَاعِيُّ: هَذَا رَجُلٌ يُرِيدُ أَنْ يُسَاوِيَ بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ. 

Imam Ibnu Battah dalam "Al-Ibanah Al-Kubra" (430) berkata: 

"Abu Al-Qasim Umar bin Ahmad Al-Qashabani mengabarkan kepadaku, dia berkata: Ahmad bin Muhammad bin Harun menceritakan kepada kami, dia berkata: Abu Bakr Al-Marrudhi menceritakan kepada kami, dia berkata: Ziyad bin Ayyub Al-Tusi menceritakan kepada kami, dia berkata: Mubashir bin Ismail Al-Hubuli berkata: Orang bertanya kepada Al-Awza'i, 'Seseorang mengatakan, saya duduk dengan orang-orang Ahlussunnah dan juga duduk dengan orang-orang Ahlul Bid'ah.' Maka Al-Awza'i berkata, 'Ini adalah orang yang ingin menyamakan antara kebenaran dan kebatilan.' "

قَالَ ابن بطة رحمه الله: صَدَقَ الْأَوْزَاعِيُّ , أَقُولُ: إِنَّ هَذَا رَجُلٌ لَا يَعْرِفُ الْحَقَّ  مِنَ الْبَاطِلِ , وَلَا الْكُفْرَ مِنَ الْإِيمَانِ , وَفِي مِثْلِ هَذَا نَزَلَ الْقُرْآنُ , وَوَرَدَتِ السُّنَّةُ عَنِ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ} [البقرة: ١٤]. 

إِسْنَادُهُ صَحِيحٌ، رِجَالُهُ ثِقَاتٌ. 

Ibnu Battah rahimahullah berkata: 

Al-Awza'i berkata dengan benar. Saya mengatakan bahwa orang ini tidak tahu antara kebenaran dan kebatilan, dan tidak tahu antara kekafiran dan keimanannya. Dan dalam hal seperti ini, Al-Qur'an turun dan juga hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam disebutkan. Allah Ta'ala berfirman: "Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata, 'Kami telah beriman.' Dan apabila mereka bersendirian dengan setan-setan mereka, mereka berkata, 'Sesungguhnya kami bersama kamu.'" (QS. Al-Baqarah: 14).

Sanadnya shahih, dan para rawinya tsiqah.

قَالَ الإِمَامُ ابنُ بَطَّةَ فِي ”الإِبَانةِ الكُبْرَى“ (٤٧٣): 

حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ جَعْفَرُ بْنُ عُمَرَ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو حَاتِمٍ , قَالَ: سَمِعْتُ أَحْمَدَ بْنَ سِنَانٍ , يَقُولُ: " لَئِنْ يُجَاوِرَنِي صَاحِبُ طُنْبُورٍ , أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ يُجَاوِرَنِي صَاحِبُ بِدْعَةٍ , لِأَنَّ صَاحِبَ الطُّنْبُورِ أَنْهَاهُ, وَأَكْسَرُ الطُّنْبُورَ , وَالْمُبْتَدِعُ يُفْسِدُ النَّاسَ , وَالْجِيرَانَ , وَالْأَحْدَاثَ. 
قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: وَسَمِعْتُ أَحْمَدَ بْنَ سِنَانٍ , يَقُولُ:  «إِذَا جَاوَرَ الرَّجُلُ صَاحِبَ بِدْعَةٍ أَرَى لَهُ أَنْ يَبِيعَ دَارَهُ إِنْ أَمْكَنَهُ , وَلْيَتَحَوَّلْ وَإِلَّا أَهْلَكَ وَلَدَهُ , وَجِيرَانَهُ». 

Imam Ibnu Battah berkata dalam "Al-Ibanah Al-Kubra" (473):

Abu Al-Qasim Ja'far bin Umar meriwayatkan kepada kami, ia berkata: Abu Hatim meriwayatkan kepada kami, ia berkata: Saya mendengar Ahmad bin Sinan mengatakan, "Jika seseorang yang membawa tambur mengajak saya bergaul, maka saya lebih menyukai itu daripada bergaul dengan orang yang mempunyai bid'ah, karena pemilik tambur saya bisa melarangnya atau saya pecahkan tamburnya, sedangkan orang yang membawa bid'ah merusak orang-orang, tetangga, dan generasi muda."

Abu Hatim berkata: Saya juga mendengar Ahmad bin Sinan mengatakan, "Jika seseorang yang mempunyai bid'ah bergaul dengan seseorang, saya menyarankan agar ia menjual rumahnya jika memungkinkan, dan pindah dari tempat tersebut. Jika tidak, maka ia akan membahayakan keluarganya dan tetangganya."

Note : "Tunbur" atau "Tambur" adalah alat musik tradisional Arab yang biasanya digunakan dalam musik rakyat dan warisan. Alat musik ini terdiri dari tubuh bundar yang terbuat dari kayu, tanah liat, atau kulit, dengan lubang tengah di bagian atas dan kulit yang dibentangkan di sekitarnya. "Tunbur" dimainkan dengan cara dipukul dengan tangan atau stik kayu, dan digunakan untuk memberikan ritme pada musik, terutama dalam musik rakyat Arab seperti "dabke", "zaffa", "mawwal" dan nyanyian keagamaan. Selain itu, "Tunbur" kadang-kadang digunakan dalam musik klasik Arab. -Ed

فَنَزَعَ ابْنُ سِنَانٍ بِحَدِيثِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ سَمِعَ مِنْكُمْ بِالدَّجَّالِ , فَلْيَنْأَ عَنْهُ - قَالَهَا ثَلَاثًا - فَإِنَّ الرَّجُلَ يَأْتِيهِ , وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ كَاذِبٌ , فَيَتْبَعُهُ لِمَا يَرَى مِنَ الشُّبُهَاتِ». 

قَالَ ابن بطة رحمه الله: هَذَا قَوْلُ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ , فَاللَّهَ اللَّهَ مَعْشَرَ الْمُسْلِمِينَ , لَا يَحْمِلَنَّ أَحَدًا مِنْكُمْ حُسْنُ ظَنِّهِ بِنَفْسِهِ , وَمَا عَهِدَهُ مِنْ مَعْرِفَتِهِ بِصِحَّةِ مَذْهَبِهِ عَلَى الْمُخَاطَرَةِ بِدِينِهِ فِي مُجَالَسَةِ بَعْضِ أَهْلِ هَذِهِ الْأَهْوَاءِ , فَيَقُولُ: أُدَاخِلُهُ لِأُنَاظِرَهُ , أَوْ لِأَسْتَخْرِجَ مِنْهُ مَذْهَبَهُ , فَإِنَّهُمْ أَشَدُّ فِتْنَةً مِنَ الدَّجَّالِ , وَكَلَامُهُمْ أَلْصَقُ مِنَ الْجَرَبِ , وَأَحْرَقُ لِلْقُلُوبِ مِنَ اللَّهَبِ , وَلَقَدْ رَأَيْتُ جَمَاعَةً مِنَ النَّاسِ كَانُوا يَلْعَنُونَهُمْ , وَيَسُبُّونَهُمْ , فَجَالَسُوهُمْ عَلَى سَبِيلِ الْإِنْكَارِ , وَالرَّدِّ عَلَيْهِمْ , فَمَا زَالَتْ بِهِمُ الْمُبَاسَطَةُ وَخَفْيُ الْمَكْرِ , وَدَقِيقُ الْكُفْرِ حَتَّى صَبَوْا إِلَيْهِمْ.اﻫ 

Ibn Sinan mengemukakan hadis Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang berbunyi: "Barangsiapa di antara kalian mendengar tentang adanya Dajjal, maka hendaklah dia menjauh darinya." Beliau mengulangi pernyataan ini sebanyak tiga kali, karena seseorang akan datang dan mengaku sebagai Dajjal, sedangkan ia sebenarnya pembohong. Orang tersebut akan mengajak orang lain mengikuti tipu dayanya karena melihat adanya kesamaan dengan apa yang mereka yakini.

Ibn Battah Rahimahullah mengatakan: Ini adalah ucapan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang merupakan sumber yang benar dan dipercayai. Oleh karena itu, saya minta kepada seluruh umat Muslim untuk tidak membawa prasangka baik terhadap diri mereka sendiri. Janganlah mereka mempertaruhkan pengetahuan mereka tentang kebenaran agama dengan bergaul dengan orang-orang yang memiliki kepercayaan yang tidak wajar seperti ini. Orang-orang ini lebih berbahaya daripada Dajjal. Kata-katanya lebih lengket dari kotoran dan lebih membara dari api. Saya pernah melihat sekelompok orang yang mengutuk dan mencaci mereka, namun mereka tetap bergaul dengan orang-orang ini dan menyangkal kebenaran. Mereka terus-menerus mengelabui dan menyembunyikan kekafiran mereka, sehingga akhirnya mereka terpengaruh oleh mereka.

وأخرجه الهروي في كتابه ”ذم الكلام“ (٩٢١- ٩٢٣) من طرق عن الأوزاعي رحمه الله أنه قال: مَنْ وَقَرَ صَاحِبَ بِدْعَةٍ؛ فَقَدْ أَعَانَ عَلَى فُرْقَةِ الْإِسْلَامِ. 

وأخرج أيضا  في كتابه ذم الكلام (٩٢٧- ٩٢٨) من طريقين عن إبراهيم بن ميسرة رحمه الله أنه قال: مَنْ وَقَرَ صَاحِبَ بِدْعَةٍ؛ فَقَدْ أَعَانَ عَلَى هَدْمِ الْإِسْلَامِ. 

Dan al-Harawi dalam kitabnya Dzammul Kalam hal. 921-923 meriwayatkan dari al-Awza'i rahimahullah yang menyatakan, "Barangsiapa menghormati seseorang yang memegang bid'ah, maka ia telah membantu memecah belah umat Islam." 

Selain itu, dalam kitab Dzammul Kalam hal. 927-928 karya al-Harawi, terdapat juga riwayat dari Ibrahim bin Maysarah rahimahullah, yang menyatakan, "Barangsiapa menghormati seseorang yang memegang bid'ah, maka ia telah membantu meruntuhkan agama Islam."

قَالَ الإِمَامُ ابنُ بَطَّةَ فِي ”الإِبَانةِ الكُبْرَى“ (١٩٦٣): 

حَدَّثَنَا أَبُوعَلِيٍّ إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّفَّارُ قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الرَّمَادِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ، قَالَ: " بَيْنَا طَاوُسٌ يَطُوفُ بِالْبَيْتِ لَقِيَهُ مَعْبَدٌ الْجُهَنِيُّ، فَقَالَ لَهُ طَاوُسٌ: أَنْتَ مَعْبَدٌ؟ قَالَ: نَعَمْ قَالَ: فَالْتَفَتْ إِلَيْهِمْ طَاوُسٌ، فَقَالَ: هَذَا مَعْبَدٌ، فَأَهِينُوهُ ". 

وهذا إسنادٌ صحيحٌ، رجاله ثقات. 

وأخرجه اللالكائي (١٩٦٣) من طريق أحمد بن منصور به. 

Imam Ibn Battah dalam kitabnya "Al-Ibanah Al-Kubra" (1963) mengatakan: 

"Telah menceritakan kepada kami Abu Ali Ismail bin Muhammad As-Saffar, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mansur Ar-Ramadi, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdul Razzaq, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Uyainah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Amr bin Dinar, ia berkata: Sementara Taus sedang berkeliling Ka'bah, ia bertemu dengan Ma'bad Al-Juhani. Taus bertanya, 'Apakah kamu Ma'bad?' Ma'bad menjawab, 'Ya.' Taus lalu menunjuk ke arah Ka'bah dan berkata, 'Ini Ma'bad!' Kemudian Ma'bad merasa malu." 

Sanadnya sahih, para perawinya terpercaya. 

Lalu, Al-Lalakai mengeluarkannya dari jalur yang diceritakan oleh Ahmad bin Mansur.

وفي تهذيب الكمال للمزي رحمه الله: 
وَقَال أبو حذيفة: حَدَّثَنَا الثوري، قال: كان الأعمش يلقى حمادًا حين تكلم في الارجاء؛ فلم يكن يسلم عليه.اﻫ 
 
قَالَ الإِمَامُ ابنُ وَضَّاحٍ فِي ”البِدَعِ وَالنَّهيِ عَنْهَا“ (١٢٣) 
نا أَسَدٌ قَالَ: نا شِهَابُ بْنُ خِرَاشٍ الْحَوْشَبِيُّ , عَنِ الْعَوَّامِ بْنِ حَوْشَبٍ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ لِابْنِهِ: وَاللَّهِ , لَأَنْ أَرَى عِيسَى يُجَالِسُ أَصْحَابَ الْبَرَابِطِ , وَالْأَشْرِبَةِ , وَالْبَاطِلِ , أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَرَاهُ يُجَالِسُ أَصْحَابَ الْخُصُومَاتِ , يَعْنِي: أَهْلَ الْبِدَعِ. 

هَذَا إِسْنَادٌ حَسَنٌ، مِنْ أَجْلِ شِهَابِ بنِ خِرَاشٍ؛ فِإِنَّهُ حَسَنُ الحَدِيثِ. وَأَسَدُ هُوَ ابنُ مُوسَى الأُمَويُّ. 

Dalam kitab "Tahdhib al-Kamal" karya al-Mizzi rahimahullah disebutkan, Abu Hudzaifah berkata: "Telah menceritakan kepada kami ath-Thawri, ia berkata: Al-A'masy bertemu dengan Hammad ketika ia sedang berbicara tentang masalah irja', maka ia tidak menyapanya."

Imam Ibn Wadhdhah dalam kitab "Al-Bid'ah wa an-Nahi 'anha" hal. 123 menyebutkan, Asad berkata: Telah menceritakan kepada kami Syihab bin Khirasy al-Hausyabi dari al-Awwam bin Hawasyab, ia berkata: 'Sesungguhnya aku lebih suka melihat Isa duduk bersama orang-orang yang memakai jubah, minum air zamzam, dan menolak kebatilan, daripada melihatnya duduk bersama orang-orang yang berselisih, yaitu ahli bid'ah'."

Sanad hadis ini hasan karena Syihab bin Khirasy al-Hausyabi yang meriwayatkannya, dan ia adalah perawi hadis yang dapat dipercaya. Sedangkan Asad adalah Ibnu Musa al-Umawi.

قَالَ الإِمَامُ أبُو عُثْمانَ الصَّابُونِي رَحِمَهُ اللهُ فِي عَقِيدةِ السَّلفِ (ص١٣٤): 

وَيُبْغِضُونَ أَهْلَ البِدَعِ الذينَ أَحْدَثُوا فِي الدِّينِ مَا لَيسَ مِنْهُ، وَلَا يُحِبُّونَهُم وَلَا يَصْحَبُونَهُم، وَلَا يَسْمَعُونَ كَلَامَهُم وَلَا يُجَالِسُونَهُم، وَلَا يُجَادِلُونَهُم فِي الدِّينِ وَلَا يُنَاظِرُونَهم، وَيَرَونَ صَونَ آذانِهِم عَنْ سَمَاعِ أَبَاطِيلِهم التِي إِذَا مَرَّتْ بِالآذَانِ وَقَرَّتْ فِي القُلوبِ ضَّرتْ، وَجَرَّتْ إِلَيهَا مِنْ الوَسَاوِسِ وَالخَطَرَاتِ الفَاسِدَةِ مَا جَرَّتْ. 

Imam Abu Utsman As-Sabuni, semoga Allah merahmatinya, berkata dalam Aqidah Salaf (halaman 134):

"Mereka membenci ahli bid'ah yang mengada-adakan dalam agama hal yang tidak ada di dalamnya, dan tidak mencintai, bergaul, mendengarkan, dan membantah mereka dalam agama. Mereka menjaga telinga mereka dari mendengarkan omong kosong mereka yang jika sampai ke telinga dan masuk ke hati, akan membahayakan dengan pikiran-pikiran was-was dan berbahaya yang terkandung di dalamnya."

وَفِيهِ أَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ قَولَهُ: {وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ} [الأنعام:٦٨]. 
ثُمَّ ذَكَرَ عَلَامَاتِ أَهْلِ البِدَعِ، وَعَلَامَاتِ أَهْلِ السُّنَةِ، ثُمَ قَالَ: واتفقوا مَعَ ذَلِكَ عَلَى القَولِ بِقَهْرِ أَهْلِ البِدَعِ وَإِذْلَالِهِم وَإِخْزَائِهِم وَإِبْعَادِهِم وَإِقْصَائِهِم، وَالتَّبَاعُدِ مِنْهُم وَمِنْ مُصَاحَبَتِهِم وَمُعَاشَرَتِهِم وَالتَّقَرُّبِ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمُجَانَبَتِهِم وَمُهَاجَرَتِهِم .اﻫ 

Dan tentang hal itu, Allah Ta'ala berfirman: "Dan apabila kamu melihat orang-orang yang menyelisihi ayat-ayat Kami, maka berpalinglah dari mereka hingga mereka memasuki pembicaraan yang lain." (QS. Al-An'am: 68)

Kemudian dijelaskan tanda-tanda ahlul bid'ah dan tanda-tanda ahlus sunnah, lalu diucapkan: "Mereka sepakat untuk menolak ahlul bid'ah dan merendahkan mereka, mengusir dan memisahkan diri dari mereka, serta mendekatkan diri kepada Allah dengan menjauhkan diri dari mereka dan hijrah dari mereka."

Bersambung di PART 2 Insya Allah...

TRENDING