جواب مفيد عن مسألة مهمة وهي : 《متى يخرج الرجل من السنة إلى البدعة》لفضيلة الشيخ محمد بن حزام البعداني الفضلي حفظه الله ورعاه
Terjemah bebas dari : t.me/ibnhezam/11899
Part 1 | Part 2
بسم اللــــه الرحمـــــــــن الرحيم.
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang.
📩 الســــــــــــؤال:
يقول السائل: متى يحكم على الرجل بأنه خرج من السنة، وصار من أهل البدع؟
📩 Pertanyaan:
Pertanyaannya adalah: Kapan seseorang dianggap keluar dari Sunnah dan menjadi pengikut bid'ah?
📝 الإجـــــــــابة :-
الحمد لله الهادي من يشاء من عباده إلى صراط مستقيم، من هداه فبفضله، ومن أضله فبعدله، ولا يظلم ربك أحدًا.
📝 Jawaban:
Segala puji bagi Allah, yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya menuju jalan yang lurus. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh-Nya, maka itu adalah karunia-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka itu adalah keadilan-Nya. Dan Tuhanmu tidaklah menganiaya seorang pun.
وأشهد أن لا إله إلا الله، وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله وخليله، بعثه الله مبشرًا ونذيرًا، وداعيًا إلى الله بإذنه وسراجًا منيرًا، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه، وسلم تسليما كثيرًا. أما بعد :
Dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, yang Allah mengutusnya sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, serta penerang yang diizinkan oleh Allah. Semoga Allah memberikan shalawat dan salam atasnya, keluarganya, dan para sahabatnya. Setelah itu:
فقد قال الإمام أحمد رحمه الله: إخراج الناس من السنة شديدٌ. أخرجه الخلال (٥١٣) بإسناد صحيح.
Imam Ahmad rahimahullah pernah mengatakan, "Mengeluarkan seseorang dari Sunnah adalah perkara yang serius." Hal ini diriwayatkan oleh Al-Khallal (513) dengan sanad yang sahih.
Dan saya mengatakan dengan mengharap pertolongan Allah:
من تمسك بالسنة في عقيدته، ومنهجه، وعبادته؛ فهو السني، كما قال النبي ﷺ: «فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فسيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ مِنْ بَعدِي، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ " أخرجه أحمد وأبو داود وغيرهما عن العرباض بن سارية رضي الله عنه، وهو حديث صحيح.
Seseorang yang berpegang teguh pada Sunnah dalam keyakinannya, metodologi, dan ibadahnya, maka dia adalah seorang Sunni. Seperti yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ﷺ, "Sesungguhnya orang yang hidup di antara kalian setelahku akan melihat banyak perbedaan. Maka berpegang teguhlah kalian pada Sunnahku dan sunnah khulafa ar-Rasyidin yang diberi petunjuk setelahku. Peganglah erat-erat dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah perkara-perkara yang baru (dalam agama). Sesungguhnya setiap perkara baru adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah kesesatan." Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, dan yang lainnya dari 'Irbad bin Sariyah radhiyallahu 'anhu, dan merupakan hadis yang sahih.
ومن اتخذ سبيلا آخر غير السنة في عقيدته، أو منهجه، أو عباداته العملية؛ فهو المبتدع.
Dan siapa pun yang mengambil jalan lain selain dari Sunnah dalam keyakinannya, metodologinya, atau ibadah praktisnya, maka dia adalah mubtadi'.
قال الله تعالى: ﴿وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ﴾ [الأنعام:١٥٣].
Allah Ta'ala berfirman, "Dan bahwa inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah jalan itu, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu, supaya kamu bertakwa." (Surah Al-An'am: 153).
روى أحمد وغيره عَنْ عَبْدِ اللهِ بن مسعود رضي الله عنه، قَالَ: خَطَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، خَطًّا بِيَدِهِ، ثُمَّ قَالَ: " هَذَا سَبِيلُ اللهِ مُسْتَقِيمًا "، قَالَ: ثُمَّ خَطَّ عَنْ يَمِينِهِ، وَشِمَالِهِ، ثُمَّ قَالَ: " هَذِهِ السُّبُلُ، لَيْسَ مِنْهَا سَبِيلٌ إِلَّا عَلَيْهِ شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ " ثُمَّ قَرَأَ: (وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) [الأنعام:١٥٣].
Imam Ahmad dan lainnya meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: Rasulullah ﷺ menggambar garis dengan tangannya, lalu beliau bersabda, "Inilah jalan Allah yang lurus." Kemudian beliau menggambar garis di sebelah kanan dan di sebelah kirinya, lalu beliau bersabda, "Inilah jalan-jalan tersebut, tidak ada di antara jalan-jalan tersebut kecuali terdapat setan yang mengajak kepada jalan tersebut." Kemudian beliau membaca ayat, "Dan bahwa inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah jalan itu, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu, supaya kamu bertakwa." (Surah Al-An'am: 153).
فطريق النبي ﷺ وأصحابه طريق مستقيم واحد، لا تعدد فيه، فمن تعبد لله باتخاذ طريق آخر في شيء من دين الله غير طريقة النبي ﷺ وأصحابه؛ فقد فارق السنة ودخل في البدعة.
Jalan yang ditempuh oleh Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya adalah satu jalan yang lurus, tidak ada berbilang di dalamnya. Oleh karena itu, siapa pun yang beribadah kepada Allah dengan mengambil jalan lain dalam hal agama yang bukan merupakan jalan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya, maka dia telah meninggalkan Sunnah dan memasuki bid'ah.
ثم اعلم علمني الله وإياك: أن بعض البدع واضحة جلية، وهي ما سماها أهل السنة والجماعة بمخالفة (أصول السنة). وهي الأصول التي دونها علماء السنة في كتب العقائد، ومن ذلك كتاب (أصول السنة) للإمام أحمد، وكتاب (شرح أصول اعتقاد أهل السنة والجماعة) للإمام اللالكائي. ومن ذلك ما كتبه شيخ الإسلام رحمه الله في كتابه العقيدة الواسطية، وغيرها من الكتب كثير.
Selanjutnya, ketahuilah, Semoga Allah mengajarkan dan memberikan petunjuk kepada saya dan kepada kamu, bahwa ada beberapa jenis bid'ah yang jelas dan nyata. Bid'ah tersebut dinamakan oleh Ahlus Sunnah wal Jama'ah sebagai pelanggaran terhadap "Ushul Al-Sunnah" atau prinsip-prinsip dasar ajaran Sunnah. Prinsip-prinsip ini telah dicatat oleh ulama Ahlus Sunnah dalam kitab-kitab aqidah mereka, seperti kitab "Ushul al-Sunnah" karya Imam Ahmad, kitab "Syarh Ushul al-Itiqad Ahlus Sunnah wal Jama'ah" karya Imam Al-Lalikai, serta yang ditulis oleh Syaikhul Islam rahimahullah dalam kitabnya "Al-Aqidah Al-Wasitiyah" dan banyak lagi kitab-kitab lainnya.
فمن خالف في بعض هذه الأصول الواضحة الجلية؛ فهو مبتدع مفارق للسنة، ولا يشترط في هذه الأصول الواضحة الجلية أن تقام الحجة على المخالف فيها لوضوح أدلتها واشتهارها.
Maka siapa pun yang melanggar beberapa prinsip dasar yang jelas dan nyata ini, maka dia adalah mubtadi' yang telah meninggalkan Sunnah. Dan tidak diwajibkan untuk pelanggaran prinsip-prinsip dasar yang jelas dan nyata ini penegakkan hujjah atas orang yang menyelisihi prinsip-prinsip tersebut dikarenakan terang benderangnya dalil-dalil dan dikenal oleh semua orang.
وذلك كمثل بدعة القدر، والتعطيل، وبدعة خلق القرآن، وإنكار رؤية المؤمنين لربهم في الجنة، وإنكار العلو والاستواء على العرش. وما أشبه ذلك.
Contohnya seperti bid'ah al-qadr (qadariyah), al-ta'thil (meniadakan sifat-sifat Allah), bid'ah khalaq al-Qur'an (mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah makhluk), menolak keyakinan bahwa orang beriman akan melihat Tuhan mereka di Surga, menolak keesaan dan kebesaran Allah serta penjelasan tentang kedudukan-Nya di atas 'Arasy. Dan hal-hal semacam itu.
وفي ذلك قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله كما في مجموع الفتاوى (٣٥/ ٤١٤):
Dan dalam hal ini, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata seperti yang terdapat dalam Majmu' al-Fatawa (35/414):
ﻭاﻟﺒﺪﻋﺔ اﻟﺘﻲ ﻳﻌﺪ ﺑﻬﺎ اﻟﺮﺟﻞ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻷﻫﻮاء ﻣﺎ اﺷﺘﻬﺮ ﻋﻨﺪ ﺃﻫﻞ اﻟﻌﻠﻢ ﺑﺎﻟﺴﻨﺔ ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻬﺎ ﻟﻠﻜﺘﺎﺏ ﻭاﻟﺴﻨﺔ؛ ﻛﺒﺪﻋﺔ اﻟﺨﻮاﺭﺝ ﻭاﻟﺮﻭاﻓﺾ ﻭاﻟﻘﺪﺭﻳﺔ ﻭاﻟﻤﺮﺟﺌﺔ ﻓﺈﻥ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ اﻟﻤﺒﺎﺭﻙ ﻭﻳﻮﺳﻒ ﺑﻦ ﺃﺳﺒﺎﻁ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ﻗﺎﻟﻮا: ﺃﺻﻮﻝ اﺛﻨﺘﻴﻦ ﻭﺳﺒﻌﻴﻦ ﻓﺮﻗﺔ ﻫﻲ ﺃﺭﺑﻊ: اﻟﺨﻮاﺭﺝ ﻭاﻟﺮﻭاﻓﺾ ﻭاﻟﻘﺪﺭﻳﺔ ﻭاﻟﻤﺮﺟﺌﺔ ﻗﻴﻞ ﻻﺑﻦ اﻟﻤﺒﺎﺭﻙ: ﻓﺎﻟﺠﻬﻤﻴﺔ؟ ﻗﺎﻝ: ﻟﻴﺴﺖ اﻟﺠﻬﻤﻴﺔ ﻣﻦ ﺃﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ. انتهى
Bid'ah yang menjadikan seseorang dari pengikut hawa nafsu adalah ketika perbuatan tersebut dikenal oleh para ulama Ahlus Sunnah sebagai perbuatan yang bertentangan dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, seperti bid'ahnya orang-orang Khawarij, Rafidhah, Qadariyah, dan Murji'ah. Abdullah bin Mubarak, Yusuf bin Asbat, dan selain kedunya berkata: "Ushul tujuh puluh dua golongan yang sesat ada empat, yaitu Khawarij, Rafidhah, Qadariyyah, dan Murjiah." Ketika ditanya tentang Jahmiyyah, Abdullah bin Mubarak berkata: "Jahmiyyah bukan termasuk umat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam." Selesei.
وهذه الأصول الواضحة الجلية سميت أصولًا؛ لاشتهار أدلتها ووضوحها بحيث لا تخفى في الغالب على المسلمين.
Prinsip-prinsip yang jelas dan nyata ini disebut "Ushul" (prinsip-prinsip dasar) karena dalil-dalilnya yang terkenal dan kejelasannya, sehingga tidak tersembunyi bagi kebanyakan kaum Muslimin.
وبعض هذه الأصول من المعلوم من الدين ضرورة، وبعضها دون ذلك.
Beberapa prinsip ini merupakan bagian yang paling penting dalam agama untuk diketahui, sementara yang lain tidak begitu.
وهذه الأصول ليست خاصة بالعقيدة، بل تكون في غير العقيدة أيضًا من المسائل العملية، كالخروج على ولاة الأمر المسلمين الجائرين، وكالتعبد لله بترك المسح على الخفين وإنكاره، وكترك الصلاة خلف ولاة الأمر المسلمين الجائرين، وترك الجهاد معهم، أو الحج معهم.
Prinsip-prinsip ini tidak hanya terkait dengan aqidah (keyakinan), tetapi juga melibatkan masalah-masalah amaliah praktis di luar aqidah. Contohnya seperti memberontak terhadap penguasa Muslim yang zalim, beribadah kepada Allah dengan meninggalkan mengusap sepatu dan menentangnya, tidak meninggalkan melaksanakan shalat di belakang penguasa Muslim yang zalim, tidak meninggalkan jihad bersama mereka, atau meninggalkan ibadah haji bersama mereka.
Bersambung di PART 2 Insya Allah...